Friday, March 6, 2015

Deception Point (Titik Muslihat) -Dan Brown




Deception Point (Titik Muslihat)
Dan Brown
630 pages
2006
Serambi Publisher

Dan Brown ini pintar sekali membuat cerita yang bagian akhirnya unpredictable. Ciri khasnya, dia selalu menyembunyikan dalang (pemeran antagonis utama)-nya dibalik nama-nama alias. Waktu pertama kali baca buku Dan Brown, saya tersepona ketika sampai di bagian akhir karena saya nggak menyangka siapa orang dibalik nama samaran tersebut. Kali kedua, saya juga kaget. Haha... Nah, yang ketiga ini, saya sudah bertekad untuk bisa menebak siapa dalang utamanya. Hihi... lumayan laah...

Nih, tak kasih summary nya, bisakah kamu menebaknya juga?

Di novelnya yang ini, si protagonis utama disembunyikan dengan nama samaran 'pengendali', kalau versi inggrisnya apaya... 'controller' mungkin?

Topik utamanya kali ini adalah kampanye pemilihan presiden. Diceritakan, sedang terjadi kampanye antara 2 kandidat utama yang mencalonkan diri jadi presiden Amerika Serikat. Yang satu adalah presiden Amerika itu sendiri (masa jabatan hampir habis), Zachary Herney dan seorang senator bernama Sedgewick Sexton di pihak oposisi. Masing-masing kandidat punya orang kepercayaan, ada Marjorie Tench di sisi presiden sebagai penasihat senior gedung putih, dan ada Gabrielle Ashe di sisi senator sebagai sekretaris kepercayaannya.

Dari cerita awal, sudah dapat ditebak orang macam apakah masing-masing kandidat ini. Presiden Herney semacam orang yang ingin mempertahankan posisinya sebagai presiden dengan cara yang terhormat. Senator Sexton semacam orang yang pintar tapi nggak bener, terbukti dengan hubungannya dengan anaknya sendiri, yang tidak harmonis. Sexton ini duda beranak satu, selingkuh ketika isterinya masih hidup, dan sekarang sedang menjalin hubungan gelap dengan sekretarisnya sendiri yang notabene bahkan lebih muda dari anaknya.

Mungkin masalah keluarga macam begitu yang membuat Rachel Sexton, puteri senator, tidak menyukai ayahnya. Rachel sendiri adalah high quality jomblo =p cantik, muda, cerdas, dan mapan. Bekerja di NRO (National Reconnaissance Office), pekerjaannya adalah sebagai analis dan pembuat summary penghubung gedung putih dengan dunia luar.

Hidup Rachel seperti kehidupan anak-anak broken home, benci rumah dan workaholic., dan biasa-biasa saja, sampai suatu hari direkturnya, William Pickering menugaskannya untuk bertemu dengan presiden.

Di sisi lain, senator Sexton sedang gencar melakukan kampanye. Semacam kampanye yang agak kurang positif, dengan cara mengoar-ngoarkan keburukan lawan. Presiden sendiri merupakan pendukung mutlak NASA (kamu tahukan, ituloh organisasi yang meneliti luar angkasa dan suka menerbangkan roket-roket canggih). Sayangnya pada saat itu NASA sedang terpuruk, percobaan-percobaan yang gagal dan penemuan-penemuan yang sudah lama tak terdengar, membuat biaya operasional dan penelitian yang jumlahnya sangat besar yang bersumber dari pembayaran pajak negara, telah terbuang dengan percuma. Dalam kampanyenya, senator berjanji akan mengalihkan dana NASA ke bidang lain yang lebih membutuhkan, seperti pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan rakyat. Hal ini tentunya disambut baik oleh kebanyakan warga Amerika. Isu tentang NASA yang menjadi senjata utama senator, merupakan saran dari sekretarisnya Gabrielle. Ternyata selain cantik, Gabrielle ini juga pintar. Tapi kok mau ya sama senator yang macam begitu. :/ Tapi ternyata Gabrielle ini secara diam-diam memiliki sumber terpercaya dari gedung putih yang suka mengiriminya email-email gelap. Termasuk isu lemahnya NASA untuk menjatuhkan presiden. :-O

Rachel bertemu dengan presiden kemudian diterbangkan ke kutub utara untik bertemu dengam administrator NASA, Lawrence Ekstrom. Rachel juga bertemu dengan ilmuwan-ilmuwan sipil, Michael Tolland (sebut saja dia si ganteng) si ahli kelautan, Corcky Marlinson si ahli geologi, Wailee Ming si ahli paleontologi, dan Norah mangor si ahli es. Awalnya Rachel merasa bingung mengenai tujuan presiden mengirimnya ke kutub utara, sampai keempat ilmuwan sipil tersebut menjelaskan bahwa alat pendeteksi kepadatan milik NASA, yang disebut PODS (Polar Orbitting Density Scanner) menemukan meteorit seberat 8 ton di bawah es kutub utara. Yang membuat meteorit ini spesial adalah, di bagian dalamnya terdapat fosil-fosil serangga yang ikut membeku bersama meteor. Hal ini mengindikasikan bahwa ada serangga, atau lebih tepatnya ada kehidupan di luar bumi.

Penemuan ini juga telah melibatkan keempat ilmuwan untuk menganalisis dan menguji kembali mengenai keberadaan meteorit tersebut. Dari hasil observasi mereka, disimpulkan bahwa meteorit tersebut telah terpendam selama ratusan tahun (dari data kepadatan es Norah mangor), arthropoda yang ada di dalam meteorit merupakan sejenis caplak raksasa, meteorit yang terpendam berasal dari ruang angkasa dari data komposisi nikel, dan kulit meteor terbentuk akibat reaksi fusi, ketika terjadi gesekan dengan atmosfer bumi. Pokoknya keempat ilmuwan sipil tersebut berkontribusi dalam pembuktian keaslian meteor.

Lalu apa yang kemudian terjadi...

Untuk memudahkan penelitian dan peliputan berita, meteor tersebut dikeluarkan dari dalam es. Dengan berkeliarannya para ilmuwan cerdas, tentu bukan hal sulit menyelesaikan pekerjaan tersebut. Dalam sekejap, meteorit tersebut sudah berada di permukaan es dan tim NASA ber-euphoria.

Di tengah-tengah luapan kegembiraan, Dr. Ming menemukan sesuatu yang ganjil pada meteorit tersebut. Penemuannya ini membuatnya kehilangan nyawa secara misterius karena tenggelam di lubang bekas pengangkatan meteor sedalam 200 kaki.

Bukan hanya Ming, si ganteng Mike Tolland juga akhirnya melihat keganjilan tersebut. Norah Mangor yang telah meniliti es selama bertahun-tahun merasa kemampuannya diselepekan. Dengan bantuan ketiga teman barunya, Mike, Rachel, dan Corky, dia bermaksud memindai kepadatan es dengan sebuah scanner sederhana dari luar bangunan. Ketika keempat orang ini telah berhasil memindai citra bangunan yang disebut habisphere itu, mereka jadi menemukan sebuah fakta mengejutkan mengenai meteorit tersebut. Daaan tanpa diduga, tiba-tiba datang sebuah kelompok khusus yang berniat menghabisi nyawa keempat orang tersebut. Di tengah kondisi badai, agak jauh dari habisphere, dan diserang oleh special force yang memburu mereka, Norah akhirnya tewas, Corky, Rachel, dan Mike jatuh ke samudera Arktik. Oh my...

Mengetahui bahwa informan gelapnya adalah Marjorie Tench, Gabrielle Ashe speechless, apalagi Marjorie mengancamnya akan menyebarkan foto-foto perselingkuhannya dengan sang senator jika Gabrielle tidak mau membuka hubungan gelapnya. Marjorie juga meyakinkan Gabrielle bahwa senator kesayangannya itu telah menerima suap dari pengusaha-pengusaha swasta. Hal ini membuat kepercayaannya terhadap sang senator berkurang.

Gabrielle ashe tidak sengaja menguping pertemuan sexton dengan pengusaha swasta yang memburu undang2 privatisasi NASA disahkan. Setelah mengetahui bahwa Sexton bermain kotor, Gabrielle memutuskan untuk mengikuti saran Marjorie.

Sementara itu, secara mengagumkan, Mike, Rachel dan Corky diselamatkan oleh kapal selam pengintai Los Angeles.

Gabrielle menemui Yolanda Cole di stasiun televisi ABC news. Yolanda menegaskan bahwa Gab harus tetap bungkam mengenai hubungan gelapnya bersama Sexton, dan meyakinkan Gab bahwa ancaman tersebut hanya taktik politik. Presiden tidak mungkin menyiarkan berita nasional hanya untuk mengumumumkan hal seperti itu. Mengenai suap yang diterima Sextoh, bisa saja itu bukan kriminalitas. Yang menentukan hal tersebut kriminalitas atau bukan, biasanya kemana larinya uang suap tersebut.

Tepat 9 menit sebelum konferensi pers presiden yg akan mengumumkan penemuan NASA dimulai, Rachel sudah sadar dan menelepon presiden agar konferensi pers diundur karena presiden akan mengumumkan penemuan yang salah. Sayangnya telepon dari Rachel diterima oleh Marjorie, yang langsung menuduh Rachel berniat merusak konferensi pers karena ingin mendukung ayahnya.

Presiden terlanjur mengumumkan penemuan palsu tersebut. Sexton kandaslah sudah. Kemudian Marjorie menelepon Pickering untuk meyakinkannya bahwa Rachel menyerang presiden dan akan dituntut. Di tengah krisis kepercayaan, Rachel mengandalkan Pickering untuk membagi ceritanya. Pickering percaya, dan mengirimkan kapal untuk menjemput ketiga orang yg sedang diburu untuk dibunuh ini.

Sexton mendapatkan kembali kepercayaan Gabrielle dengan berpura2 mengakui segalanya. Kemudian meminta Gabrielle untuk mencari tahu mengenai status penemuan NASA yang terasa ganjil.

Dengan taktik cerdas Gabrielle berhasil mendapatkan informasi yang mendukung fakta bahwa penemuan NASA ini direkayasa.  Gabrielle juga tidak sengaja menemukan dokumen rahasia Sexton yang membuktikan bahwa dia menerima suap dari pengusaha swasta pendukungnya. Karena itu, Gabrielle mulai merasakan ketidakpercayaan pada Sexton.

Rachel, Tolland, dan Corky singgah ke kapal Goyan untuk membuktikan satu fakta lagi mengenai penemuan NASA yang ganjil. Sayangnya, sang pengendali mengetahui rencana tersebut dan dengan ganasnya membombardir ketiga orang ini. Kalau kamu baca bagian ini, sulit untuk berhenti, karena di bagian ini adalah klimaksnya.

Rachel yang mengira dirinya dan kedua orang temannya akan mati dibunuh, berusaha menyelamatkan bukti-bukti yang menyatakan bahwa meteorit itu palsu dengan cara mengirimkan fax ke nomor mana saja yang dia ingat. Tapi sayangnya, nomor yang dia ingat hanya nomor fax kantor ayahnya, Sexton. Sexton yang menerima pesan ini, tentunya senang, karena dia akhirnya memiliki senjata ampuh untuk menjatuhkan presiden. Euphorianya mengalahkan pentingnya nyawa Rachel yang di ambang kematian. Di bab ini, kamu juga akhirnya akan tahu siapa sebenarnya sang pengendali.

Lalu bagaimana akhir ceritanya?
Siapa yang akhirnya memenangkan kampanye?
Apakah Rachel Sexton berhasil selamat?

Intinya happy ending kok. Tapi, identitas sang pengendali yang sebenarnya, benar-benar unpredictable.

Buku ini cocok sekali untuk kamu yang suka cerita atau buku yang temanya science fiction.

Last not least, i always amazed on how creative Mr. Brown in balancing the twister between science, fact, and fiction. Really recommended book! :)

#resensi #deceptionpoint #summary #danbrown #goodbook #recommendedbook

No comments:

Post a Comment

Comment anything, ask me anything :)