Thursday, October 15, 2015

Let Go-Windhy Puspitadewi

October 15, 2015 0 Comments
The Book
Judul: Let Go
Penulis: Windhy Puspitadewi
Halaman: 242
Penerbit: gagasmedia

Blurb:
"Kau tahu apa artinya kehilangan? Yakinlah, kau tak akan pernah benar-benar tahu sampai kau sendiri mengalaminya.

Raka tidak pernah peduli pendapat orang lain, selama ia merasa bensr, dia akan melakukannya. Hingga, suatu hari, mau tidak mau, ia harus berteman dengan Nathan, Nadya, dan Sarah. Tiga orang dengan sifat yang berbeda, yang terpaksa bersamanuntuk mengurus mading sekolah.

Nathan, si pintar yang selalu bersikap sinis. Nadya, ketua kelas yang tak pernah meminta bantuan orang lain, dan Sarah cewek pemalu yang membuat Raka selalu ingin membantunya.

Lagi-lagi Raka terjebak dalam urusan orang lain, yang membuatnya belajar banyak tentang sesuatu yang selama ini ia takuti, kehilangan."




Membaca buku ini mengingatkan saya akan masa-masa SMA. Kalau boleh mengulang waktu, mungkin saya akan mengikuti berbagai maca ekstrakurikuler dan organisasi. Sekarang, setelah jauh sekali dari masa-masa itu, saya merasa masa-masa SMA saya terlalu datar. Harusnya saya bisa lebih nakal hehehe...

Hmm... di buku ini, tokoh utama, Raka dipertemukan dengan berbagai macam karakter teman-temannya. Pada dasarnya, Raka adalah anak yang baik, kemudian dengan suatu alasan yang tidak diketahui, tiba-tiba gurunya memasukkannya menjadi tim mading. Semua orang yang pernah berorganisasi pasti tahu, bahwa dalam organisasi selalu ada masalah, selalu ada pro dan kontra. Lewat masalah-masalah inilah Raka belajar banyak hal. Terutama tentang persahabatan dan kehilangan, juga kesetiakawanan.

Di akhir cerita, ada salah satu tokoh yan meninggal. Disitu kadang saya merasa sedih. 

Ceritanya simpel, mudah diikuti, karena berbicara seputar masalah remaja. Penulis juga memasukkan kalimat-kalimat lelucon khas remaja yan membuat pembaca merasa terhibur. Semua rasa ada, senang, sedih, terharu. Hehe...

Buku ini juga menyadarkan saya, bahwa dengan semangat dan motivasi, kita bisa melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak mampu kita lakukan.

Kekurangannya mungkin dari background cerita. Background ceritanya menurut saya kurang terlihat jelas, seperti mengapa Raka tiba-tiba dimasukkan ke tim mading oleh gurunya. 

Over all, buku ini cocok dibaca untuk para remaja, maupun yang sudah tidak remaja yang ingin mengenang atau mengigat kembali masa-masa galau dan penuh warna itu. :3



Quotes favorit saya:

"Ketika wanita menangis,
Bukan berarti dia sedang mengeluarkan senjata terampuhnya,
Melainkan dia sedang mengeluarkan senjata terakhirnya,
Ketika wanita menangis, 
Bukan berarti dia tidak berusaha menahannya,
Melainkan karena pertahanannya sudah tak mampu lagi membendung air matanya,
Ketika wanita menangis,
Bukan karena dia ingin terlihat lemah,
Melainkan karena dia sudah tidak sanggup berpura-pura kuat (Sarah, in Let Go, by Windhy Puspitadewi)."

Thanks to Uul for lending me this book. :)

Wednesday, October 14, 2015

Firefly Lane (Jejak Kunang-kunang) by Kristin Hannah

October 14, 2015 0 Comments
The book
Judul Asli: Firefly Lane
Judul Terjemahan: Jejak Kunang-kunang
Penulis: Kristin Hannah-2008
Editor: Samira
Halaman: 627

Blurb:
"Selama sekolah, siapa yang tak mengenal Kate dan Tully. Kate Mularkey adalah siswi yang akan selalu berada di bagian terbawah dalam status sosial kelas delapan sekolahnya. Sedangkan Tully Hart adalah orang yang akan selalu membuat siapa saja iri karena memiliki segalanya: kecantikan, otak yang encer, dan ambisi. Nyaris tak ada sesuatu pun yang memungkinkan mereka duduk semeja saat makan siang. Tapi, suatu hari di tengah musim panas tahun 1974, hidup Kate tak akan pernah terasa sama ketika menerima tawaran persahabatan dari Tully. Di akhir musim panas itu mereka resmi menjadi TullyandKate. Tak terpisahkan.

Dan selama 30 tahun, keduanya tetap bertahan sebagai sahabat baik.

Hampir segala cobaan persahabatan, kecemburuan, amarah, sakit hati, kebencian, berhasil mereka lewati walaupun dengan susah payah. Namun, saat keduanya merasa sudah berhasil mengalahkan segalanya, satu tindakan penghianatan menyebabkan sebuah perpisahan yang penuh air mata. Untuk pertama kalinya sejak 30 tahun, Tully dan Kate tidak lagi bersama..."

Saya tidak terlalu sering membaca buku yang tema utamanya adalah persahabatan antara 2 orang. Kebanyakan buku yang saya baca malahan hanya menjadikan persahabatan sebagai bumbu saja, dan bukan tema utama. Contohnya Sam dan Four di buku-buku sequel karangan Pittacus Lore, kemudian Will dan Chester di sequelnya The Tunnels karangan Gordon dan Williams. Mungkin karena genre buku-buku ini adalah petualangan kali yah. Sedangkan si Firefly Lane ini genre-nya memang drama, jadi memungkinkan untuk menjadikan persahabatan sebagai tema utama.

Setting nya memang di luar, tepatnya di Amerika, karena memang penulisnya juga berasal dari sana. Yang menarik, si penulis memilih era 70an sebagai setting waktunya. Dugaan saya sih, karena penulisnya juga berusia remaja pada era tersebut. Dia bilang buku ini adalah buku nostalgia. Judul-judul lagu yang dicuplik memang nyatanya hits pada tahun segituan.

Menurut saya, kita bisa belajar banyak dari buku ini, tidak hanya mengenai persahabatan, tetapi juga arti keluarga, cinta, dan karir. Sangat cocok dibaca oleh wanita menjelang dewasa.

Tokoh utamanya adalah Kathleen Mularkey (Kate) dan Talullah Hart (Tully). Mereka berasal dari keluarga dan latar belakang yang berbeda, juga memiliki karakter dan prinsip hidup yang berbeda. Yang menarik dari buku ini adalah, penulis merangkumkan kisah persahabatan kedua tokoh utama, dimulai dari mereka remaja, hingga dewasa, sehingga meninggalkan kesan yang amat dalam bagi pembaca. Kita jadi terbawa masuk ke dalam memori dan kenangan-kenangan masa kecil dan remaja mereka.

Tully: populer, cantik, ambisius, namun kesepian
Kate: cerdas, memiliki keluarga yang hangat, namun dijauhi teman-temannya.

Tully, memiliki ibu, yang bisa dibilang tidak seperti seorang ibu, karena kecanduan berat terhadap marijuana dan minuman keras, ini menyebabkan Tully tumbuh menjadi seorang anak yang sangat terlantar, tanpa kasih sayang seorang ibu. Pada suatu malam, akibat pergaulan yang salah, Tully mengalami pelecehan yang tentu sangat menjatuhkan harga dirinya dan menorehkan luka yang dalam.

Di sisi lain, Kate memiliki keluarga yang sempurna, namun tidak pernah diinginkan oleh teman-temannya karena mungkin cupu dan kuper, atau mungkin juga kena bully.

Takdir mempertemukan mereka, dengan kepindahan Tully ke seberang rumah Kate, segalanya menjadi manis. Di masa-masa tergelap Tully, ia menemukan Kate, dan membantunya untuk bersinar di sekolah. Pada akhirnya, di sebuah tempat bernama Firefly Lane pada suatu malam penuh bintang, mereka berdua berjanji untuk menjadi sahabat selamanya, apapun yang terjadi. Di tempat ini

Hari demi hari berlalu, setelah meninggalnya nenek Tully dan kepergian ibunya, persahabatan mereka menjadi lebih tak terpisahkan karena Tully kini menjadi keluarga Mularkey. Mereka bersekolah di SMA yang sama, dan sama-sama bercita-cita menjadi seoran reporter.

Masa-masa kuliah adalah masa yang paling penuh kejutan. Mereka mulai terpisah dari keluarga, membuat ketergantungan satu sama lain menjadi semakin besar. Dengan semangat mereka mengejar mata kuliah jurnalisme dan magang agar bisa menjadi seorang reporter hebat. Kate tidak seambisius Tully. Kate merasa bukan ini jalan hidupnya. Namun demi Tully, Kate tetap berpura-pura ingin menjadi reporter. Karena tanpa Kate, Tully mungkin mundur, padahal Tully memiliki potensi yang sangat cemerlang. Ketika mereka magang, dan menyukai pria yang sama, saya pikir di sinilah puncak konfliknya. Ternyata tidak, pengorbanan dan mengalah satu sama lain bisa mempertahankan persahabatan mereka.

Semakin dewasa, jalan hidup mereka berdua semakin berbeda. Tully semakin cemerlang di kariernya, menjadi reporter kemudian pembawa acara talkshow yang sukses, namun hatinya kosong, jauh dari cinta. Kate mengalami Married by Accident (MBA) kemudian menjadi ibu rumah tangga dengan 1 putri dan sepasang putra kembar, mengalami baby blues, dan depresi ketika putri pertamanya lebih menyayangi ibu baptisnya, Tully.

Dengan jarak bermil-mil jauhnya, mereka tetap berbagi kisah hidup. Kate akan selalu menjadi penonton setia acara-acara Tully, dan pendengar yang baik untuk kisah-kisah percintaan Tully yang tak pernah jelas. Tully, akan selalu menjadi pendengar setia untuk kisah-kisah Kate mengenai sulitnya menjadi ibu rumah tangga, dan tak pernah ragu untuk datang ke rumah sahabatnya hanya untuk berbicara pada putri Kate betapa ia harus mendengarkan ibunya.

Namun, pada suatu hari, keputusan Tully mengubah segalanya, persahabatan mereka retak karena mereka saling menyakiti, akhirnya mereka berpisah dan tidak bersahabat lagi. Sampai suatu hari, berbulan-bulan kemudian, sebuah panggilan telepon dari Kate membuat Tully rela pergi bermil-mil jauhnya demi bertemu dengan mantan sahabatnya.

Saat itu, keadaan sudah berubah, hanya waktu dan penyesalan yang berbicara...

Waktu membaca bab-bab terakhirnya, saya menangis tersedu-sedu. Duh, betapa kenangan itu long lasting.

Buku ini mengingatkan saya, bahwa di dunia ini, kita tidak bisa mendapatkan segalanya. Kita hanya boleh memilih sebagian, dan merelakan sebagiannya lagi. Selalu.

Karir atau keluarga, kesuksesan atau cinta, pasangan yang baik atau pasangan yang kaya.

Juga mengingatkan saya tentang arti persahabatan.

Saya sangat merekomendasikan buku ini, tapi untuk 18+ yaa... karena banyak sekali adegan dewasanya.

Beberapa quotes yang saya tandai:

"Segera saja, Tully membuat Kate tertawa. Itulah sahabat sejati. Seperti saudara perempuan dan ibu, mereka bisa membuatmu kesal dan menangis serta menghancurkan hatimu, tetapi akhirnya, ketika semua telah berakhir, mereka berada di sana, membuatmu tertawa bahkan di saat-saat tergelapmu (Firefly Lane by Kristin Hannah)."

"Jika kau terluka, kau harus menyemangati dirimu sendiri, membereskan perasaanmu, dan mencoba lagi (Firefly Lane by Kristin Hannah)."

Jadilah sahabat yang bisa diandalkan bagi orang lain. Karena di saat sesulit apapun, bersama sahabat, segalanya menjadi lebih mudah.

:)
Happy Reading

Thanks to Uul that has delightly lent me this book :)

Menanam Zucchini di Kebun Atas Rumah

October 14, 2015 4 Comments
Penggemar masakan Jepang atau Korea, pasti tahu Zucchini. Yep, bisa dibilang Zucchini ini masih saudaranya mentimun. :3 mungkin Zucchini lebih tahan di suhu dingin dibanding mentimun, jadi mereka lebih memilih menanamnya. Perbedaannya dengan mentimun secara morfologi, terletak di warna kulit, bentuk buah, bentuk biji, dan kandungan air. Zucchini memiliki warna hijau tua pekat yang hampir merata di seluruh bagian buahnya, bentuk buahnya lurus memanjang, bijinya besar-besar seperti biji labu, dan kandungan airnya lebih sedikit. Mentimun memiliki warna lebih muda, dan bergradasi dari hijau tua, ke hijau muda hampir putih, bijinya lebih kecil, dan kandungan airnya lebih banyak. :3

Penampakan biji/benih zucchini

Nah, awal tahun ini, sekitar bulan Maret, saya mencoba menanam zucchini, benihnya keluaran Mr. Fothergill's. Bijinya seperti biji labu, tebal. Saya menyemainya pada media semai dengan campuran tanah, sekam, sekam bakar, kompos, dan cocopeat. Perkecambahannya termasuk sedang. Tunas muncul setelah kurang lebih 1 minggu. Awalnya saya semai di dalam rumah, namun setelah bertunas, saya pindahkan ke luar rumah. Penampakannya seperti ini:

Bibit Zucchini

Sayangnya, setelah 3 hari di luar ada yang tidak tahan. Tidak tahan untuk nyemilin kecambah zucchini. Entah siput, ulat, atau belalang. Pokoknya, kedua tanaman zucchini yang telah tumbuh dilalap habis. Saya hanya disisakan batangnya saja. Hufft... mana bisa tumbuh. -_____-'

Petani juga manusia. Jadi saya pundung dulu, menyembuhkan luka hati, sekitar sebulanan, dan ketika melihat zucchini-zucchini imut di pasar swalayan, tekad itu muncul kembali (wakakaka...). Dan kali ini saya berhasil menanamnya hingga berbuah, terimakasih Tuhan. :)

Mula-mulanya, setelah dikeluarkan dari pot semai (jumlah daun 4-6) saya menanamnya di gardening bed ukurannya saya enggak pernah ukur, (=p) pertumbuhannya menurut saya cukup cepat. Dalam kurang lebih 3 minggu, dia sudah berbunga. Bunganya cantik, seperti bunga labu.

Bunga Zucchini

Disemutin, tak apalah, sekalian berbagi rejeki, mudah-mudahan mereka bisa membantu penyerbukan. :)

Setelah saya amati beberapa bunga, ternyata sepertinya ada bunga jantan dan bunga betina deh. Karena penampakannya agak sedikit berbeda. Ada yang memiliki bakal buah yang jelas (betina), dan ada yang tidak memiliki bakal buah (jantan).

Bunga Jantan, tangkainya ramping, tidak terlihat bakal buah

Saya tidak mencoba membantu penyerbukannya, karena di kebun cukup banyak kupu-kupu, jadi serahkan saja pada mereka. Hehehe... dan voila, terimakasih serangga-serangga, pembuahannya berhasil. Hiiip hiiip hooo rayyy...

Ohya, tanaman Zucchini tidak merambat seperti mentimun, dia hanya berbatang lunak, dan membutuhkan penyangga saja. Tidak perlu trellis untuk merambat :)

Bunga betina yang penyerbukannya berhasil

Seperti gading yang bisa retak, petani pun bisa gagal, di minggu ke2 setelah buahnya terbentuk, buahnya selalu menguning, kemudian peyot dan keriput T.T  (tell me why!!!) Huffft... sampai sekarang, tanamannya masih ada, masih sering berbuah, tapi ya begitu, masih kecil sudah kuning dan membusuk. Hiks...

Bagi yang tahu kenapa, boleh loh share.

Saya tidak akan menyerah, akan mencoba menanamnya kembali di bulan-bulan depan. Mungkin saya akan mencoba membantu penyerbukannya B-)

Kalau kamu berhasil menanamnya, zucchini bisa kamu buat salad, bibimbap, atau pelengkap tempura kamu. Karena rasanya yang renyah dan juicy cocok menetralisir bau amis dan cocok untuk dijadikan salad. Zucchini bisa ditanam dalam pot, ukuran diameter minimal 20 cm. :)

Cobain yuk! :) siapa tahu kamu berhasil.

#gogreen #goorganic
@bibitanaman