Thursday, December 29, 2016

Menanam Terung Ungu Organik di Atap Rumah

December 29, 2016 0 Comments
Saya pernah baca entah dimana, katanya jaman sekarang, tidak ada lagi yang namanya makanan sehat, "our food has been hijacked", katanya. Memang benar sih. Kalau dipikir-pikir, segala macam tambahan pada produk makanan, kebanyakan bukan ditambahkan agar berdampak baik buat tubuh kita, melainkan untuk menambah daya jual atau nilai produknya. Pewarna, penyedap, perisa aneh-aneh, pewangi, bahkan produk-produk yang menyatakan dirinya mengandung buah asli pun komposisi utamanya perisa, buah aslinya kebanyakan tidak sampai 10%. Sedih... Bahkan ya, belakangan saya baru tahu kalau vitamin c yang ditambahkan pada minuman teh kemasan, ternyata bukan untuk mencegah tubuh kita dari sariawan, melainkan sebagai antioksidan biar tehnya nggak cepat rusak. Pedih rasanya.

Makanan kita telah dibajak, salah satu pilihan yang bisa kita usahakan adalah menanam sendiri makanan kita, secara organik tentunya. Nah, berbicara tentang sayur, setelah mencoba menanamnya, ternyata terung a.k.a. terong, ternyata cukup mudah ditanam, dan nilai plusnya, bisa berkali-kali panen. Tidak seperti kangkung atau sawi-sawian yang maksimal paling hanya 2 kali panen. Selain itu, sepertinya terung tidak rakus nutrisi, ditanam di tanah yang biasa-biasa saja, tetap tumbuh tuh.

Baiklah, kita mulai dari menyemai benih. Benih terung bentuknya mirip benih tomat (maklum, mereka sama-sama keluarga solanum), berwarna putih gading dan cukup keras. Saya menyemainya di media semai dengan komposisi sekam bakar, sekam, cocopeat, dan kompos. Entah berapa persen, karena saya gunakan media yg sudah jadi. Benihnya cukup dikubur di kedalaman kurang lebih 1 cm. Lalu disemprot setiap hari. Ohya, saya menggunakan pot berdiameter 10 cm, tinggi 7 cm. Perkecambahan lumayan cepat, sekitar 1 minggu, benda mati itu telah hidup menjadi seedling. *tsah

Seperti prosedur menanam pada umumnya, setelah berdaun 4, baru saya pindahkan ke pot yang lebih besar, diameter 17 cm.

Seedling terung dalam pot berdiameter 17 cm

Pertumbuhan dari seedling menjadi tanaman dewasa kurang lebih 1-2 bulan, tergantung asupan gizi dan sinar mentari :)
Terung cukup mandiri, tidak membutuhkan penyiraman yang terlalu banyak, mesko ditanam di pot. Karena potnya kekecilan, saya pindahkan lagi ke gardening bed berukuran 1.5 x 0.5 meter. Muat untuk 2 pohon, ditambah tumpang sari aneka rumput dan kacang-kacangan, dan ditanam di rooftop rumah lantai 2. Ohya, hati-hati dengan tanaman terung yang mulai dewasa, saya baru tahu kalau dia punya duri, dan lumayan tajam.

Setelah dewasa, tanpa babibu, tanaman terung akan cepat berbakti, menghasilkan bunga-bunga berbentuk bintang, berwarna pink keunguan. Sayang sekali saya nggak menyimpan fotonya. Kalau mau membayangkan, ingat saja bunga tomat, tetapi warnanya bukan kuning, ganti menjadi pink keunguan, itulah bunga terung.

Setelah berbunga, bunga akan rontok dan berganti menjadi bakal buah. Karena tidak rewel, saya hanya perlu memberikan pupuk sesekali. Pupuk yang saya gunakan, pupuk organik sisa makanan, buatan sendiri, dan juga eek kambing.

Kelopak bunga rontoks

Kalau sudah dewasa begini, perkembangannya pesaaaat sekali. Kamu hanya membutuhkan kurang lebih 2-3 minggu menunggu dari bunga menjadi panen terung.

Habis bunga terbitlah buah

Satu pohon terung bisa menghasilkan sampai 8 bunga. Lalu, dia bisa mengalami lebih dari 4 kali masa berbunga. Bayangkan gaes, kamu bisa panen sebanyak 32 butir terung dari seiprit biji itu. Oh, kalau saya pengangguran, saya akan bisnis terung crispy saja.

Jangan terlalu tua memanen terung karena rasanya jadi tidak yahut, agak-agak pahit gimanaa gitu. Ketika ukurannya cukup panjang, langsung saja dipanen. Makin muda, makin enak rasa dan teksturnya.

Seminggu lagi sudah layak dipanen :3

Sebetulnya selain terung ungu panjang ini, saya juga pernah menanam terung hijau bulat yang biasa dilalap pakai sambal ituloh, hanya saja hasilnya kurang yahut, mungkin nanti coba lagi. Ada juga benih eggplant black pearl (namanya terung kok kayak nama batu giok) yang belum sempat ditanam. Nanti kalau saya sudah berhasil menanamnya, saya cerita lagi boleh ya.

Anyway, menanam terung tidak sulit dan hasilnya cukup yahut. Dicoba deh gaes, jangan lupa beli benih yang organik. Kebanyakan benih terung yang dijual online, sudah diberi fungisida, jadi warnanya agak-agak pink gimanaa gitu. Cara membedakan benih organik dan non-organik adalah dari warnanya. Benih organik, warnanya masoh alami, putih gading, atau gading kecokelatan karena mengalami pengeringan.

Kalau kamu mau menyimpan benih dari hasil panen sendiri, pilih buah yang paling sehat dan oke, lalu biarkan hingga tua di pohon, kalau buahnya sudah berwarna kekuningan, dia sudah siap dipetik dan diambil bijinya :)

Yuk menanam terung.
#gogreen #goorganic