Saturday, January 30, 2016

Berkunjung ke Taman Bunga Rizal

Katanya, salah satu alasan kenapa kostum di ruang operasi berwarna hijau adalah karena warna hijau bisa menetralisir mata dari kepenatan atau rasa lelah setelah melihat merahnya darah. Tenyata bukan hanya dokter yang matanya perlu melihat yang hijau-hijau, warna hijau secara psikologi diyakini dapat mengurangi stress dan kelelahan mata, khususnya bagi orang-orang yang profesinya menyebabkan kejenuhan (sepertinya hampir semua ya :p). Jadi sekarang saya agak mengerti kenapa orang-orang rela bermacet-macet menuju ke tempat wisata alam.

Jika sedang mendapat libur panjang, saya akan menyempatkan diri mencari yang hijau-hijau. Entah berkebun di rumah, atau mencari tanaman 'peliharaan' baru. Nah, beberapa bulan lalu saya berkesempatan mengunjungi satu tempat wisata bunga di daerah bandung utara, yaitu Rumah Bunga Rizal. Menurut saya, tempat ini sangat cocok untuk mencari koleksi anggrek, sukulen, dan kaktus (karena komoditi utamanya itu), setelah itu minum teh atau kopi sambil menikmati udaranya yang segar.

Bunga Pelargonium di Pintu Masuk

Dari jalan utama, kita harus masuk ke gang kecil berbatu yang kiri dan kanannya ditanami bunga kana. Waktu saya ke sana, belum musim berbunga, jadi tidak saya foto hehehe... kemudian di pintu masuk, kita disambut oleh deretan bunga pelargonium berwarna merah menyala yang menarik mata. Katanya Rumah Bunga Rizal ini telah berdiri selama kurang lebih 30 tahun, wow... pantas saja penataannya sangat rapi dan memang terlihat sih usianya dari pepohonan yang terlihat tua. Dari pintu masuk, areanya terbagi menjadi 2, di sebelah kanan yang areanya lebih teduh banyak ditanami anggrek, sedangkan di sebelah kiri, areanya lebih panas, ditanami sukulen dan cactus. Di bagian tengah ada lounge sederhana dengan kursi-kursi dan meja kayu, ada juga beberapa souvenir berupa kaktus mini yang dipajang.

Souvenir berisi kaktus mini

Souvenir yang dipajang bentuknya sudah didesain untuk dibeli lalu dibawa pulang, karena sudah dikemas dalam kemasan yang lucu dan mudah dibawa. Untuk kamu yang baru pertama kali menanam kaktus, tidak perlu khawatir, karena ada petunjuk perawatannya juga. Untuk satu souvenir lucu ini, kamu hanya perlu membayar 10 ribu saja :) kalau kamu lebih menyukai anggrek, ada juga loh anggrek yang sudah dikemas lucu dan siap dibawa pulang. :3

Souvenir anggrek
Di bagian lobby ini, dipenuhi oleh tanaman paku-pakuan dan anggrek yang digantung di berbagai kontainer yang unik-unik. Ada anggrek yang ditanam dalam kontainer yang terbuat dari sabut kelapa seperti berikut:

Anggrek imut di depan lounge
Ada juga tanaman paku-pakuan yang menjutai, membuat tempat ini jadi sangat homy:

Tanaman paku imut
Lalu, masuk ke bagian dalam, kita akan menemukan banyak anggrek yang sudah berbunga, didisplay dengan berbagai jenis dan warna, yang minta dibawa pulang dengan memanggil-manggil (bawa aku pulaaaaaang... XD).

Etalase anggrek
Beranjak lagi lebih ke kiri, kita akan bertemu dengan anggrek-anggrek cilik yang masih mempersiapkan diri untuk menghasilkan bunga.

Deretan baby orchids
Uh, banyak banget anggreknya. Pokoknya seluruh dinding di lorong ini isinya anggrek semua.

Deretan bibit anggrek
Bibit anggreknya bervariasi dalam jenis dan ukurannya. Ada yang masih kecil sekali, ada yang daunnya sudah banyak, dan ada yang beberapa minggu lagi siap mengeluarkan kuncup bunga :) setiap anggrek ditanam pada media akar pakis atau sabut, dan diberi nama jenisnya. Apik!

Anggrek dengan nama
 Anggrek-anggrek barusan ditempel di dinding kawat. Sedangkan di sisi lainnya, ada barisan anggrek yang disusun dan digantung memanjang seperti tirai.

Tirai anggrek :3
Kalau dilihat dari dekat, ternyata anggreknya disematkan pada batang-batang kecil.

Anggrek disematkan pada batang
Saya berhasil mengintip ke laboratorium kultur jaringan pembiakan anggrek. Seperti yang kita tahu, anggrek ini sangat sulit dibiakkan dari biji, yang paling sering dilakukan adalah dengan cara pemecahan induk atau tunas keiki yang hanya bisa dilakukan kalau tanaman anggreknya bertunas, dan inipun cukup memakan waktu yang lama. Jadi, teknologi kultur jaringan ini merupakan cara yang tepat untuk membiakkan anggrek dalam jumlah yang banyak sekaligus.

Kultur anggrek dalam botol
Kalau sudah banyak, tinggal dirawat dan dipelihara, jadi bisa banyak seperti ini:

Deretan bibit anggrek Phalaenopsis (anggrek bulan)
Mayoritas jenis anggrek yang ada disini adalah angrek bulan dan dendrobium, tapi saya sempat melihat anggrek dengan bentuk yang aneh, warnanya hijau dan berduri.

Anggrek aneh
Sebetulnya lucu juga sih kalau punya yang begini, tapi ya kok serem. Hehe. Jadilah saya membeli angrek dendrobium berwarna putih dengan semburat pink.

Anggrek pilihan hati
 Selesai dengan anggrek, saya beralih ke sayap kiri, yaitu tempat budidaya kaktus dan sukulen. Baru saja masuk ke green house nya, saya sudan ternganga, karena tempatnya luas sekali, yang artinya banyak sekali kaktus dan sukulen yang bertengger.


Green house cactus & sukulen
Untuk yang masih bingung dengan kaktus dan sukulen, mereka berdua sama-sama termasuk tanaman xerofit (tanaman gurun), yang tidak membutuhkan banyak air. Bedanya, cactus memiliki duri-duri tajam, sedangkan sukulen tidak. Jadi secara umum  saya lebih menyukai sukulen, hehe.. karena pengalaman buruk pernah tertusuk.

Jenisnya banyak sekali, mukai dari haworthia, aloe, echeveria, dll. Bentuknya unik-unik.

Echeveria
 Satu jenis kaktus, tersedia dalam jumlah yang banyak. Kalau kamu mau membeli kaktus atau sukulen, perhatikan penampakan dan kadar air tanamannya. Penampakannya harus segar, tidak ada noda kecokelatan atau tanda-tanda kebusukan maupun keriput. Kadar airnya harus cukup, bisa diperiksa dengan cara menekan daunnya, sukulen yang baik, daunnya tebal, dan jima sedikit ditekan, kenyal, tapi tidak lunak atau letoy. Mirip sekali dengan daun lidah buaya. Menekannya dengan perasaan ya, jangan sampai merusak :p

Deretan kaktus dengan jenis yang sama
 Saya tidak sempat memotret kaktus dan sukulennya satu persatu, karena banyak sekali. Saya bisa nggak pulang-pulang kalau mau memotret semuanya :p

Jenis lainnya
 Salah satu yang menarik perhatian saya adalah, kaktus berukuran jumbo di sudut green house. Besarnya kira-kita 1.5 kali ukuran helm atau bola basket. Durinya sebesar jarum pentul.

Kaktus jumbo
 Bentuk kaktusnya juga beragam, mulai dari jenis dan ukurannya.

Kaktus kaktus kaktus
 Kalau kamu ingin mencoba menanam kaktus atau sukulen, coba deh beli beberapa dan deretkan di depan jendela. Mereka menambah nilai artistik ruangan, sungguh.

Kaktus aneka ukuran
 Hal yang menarik dari kaktus adalah mereka bisa dimodifikasi bentuknya dengan cara transplantasi. Mulanya, batang-batang kaktus diperbanyak dengan cara stek. Kemudian jika sudah siap, bagian atasnya bisa dipotong lalu ditransplantasi dengan kaktus lain.

Batang kaktus

Kepala kaktus

Kepala kaktus bisa ditransplantasikan ke batangnya, menjadi bentuk yang lebih artistik seperti berikut:

Hasil transplantasi

Beberapa jenis kaktus juga bisa berbunga dan menghasilkan biji, cotohnya dragon fruit yang biasa kita makan. Ternyata hal ini juga berlaku untuk kaktus mini. Bunganya indah juga.

Kaktus dengan bunga

Ada juga kaktus jumbo hasil transplantasi. Lucu sekali bentuknya, seperti memakai topi merah. :3

Kaktus jumbo
 Kaktus yang jumbo-jumbo ini bisa diletakkan di tangga, atau sudut ruangan. Cantik deh.

Kombinasi kaktus untuk dekorasi

Sama seperti anggrek, kaktus dan sukuken disini juga ada yang ditanam di kontainer yang unik-unik.

Sukulen ditanam di botol bekas
Ah, setelah saya kesini, saya jadi bangkrut. Gimana enggak, saya pulang dengan membawa 1 anggrek dendrobium dan 8 pot kaktus dan sukulen. Tapi hati senang kok. :3


2 comments:

Comment anything, ask me anything :)