Kelley Armstrong-2010
448 pages (Indonesian Version)
This is it!!! Sekuel ketiga (sekaligus sekuel terakhir - katanya sih) dari seri The Darkest Powers. Seperti buku-buku seri pada umumnya, yang paling seru, biasanya buku pertama dan terakhir. Gitu juga serial ini. Tapi sih kayaknya lebih seru sekuel terakhirnya. Lebih deg2an bacanya. =p
Bab terakhir di buku kedua, nyeritain pelarian Chloe dkk + Andrew Carson (Paman Simon dan Derek) dari para agen grup Edison di rumah Andrew. Mereka akhirnya nemuin sebuah rumah tua bekas tempat peristirahatan group yang menentang group Edison (dimana Andrew adalah salah satu anggotanya).
Waktu awal baca, gue yakin rasa nyaman yang dirasain Chloe waktu ketemu Andrew adalah seperti Harry Potter ketemu Hagrid, atau Will Burrows ketemu Drake (The Tunnels series). Rasa nyaman yang bikin kita nggak takut ngadepin apapun yang mengejar kita. Rasa aman yang bikin kita tenang karena kita tahu bahwa kita dilindungi.
Di rumah tua itu, baru aja semalem tidur dengan sangat nyenyak, paginya Chloe udah 'disapa' oleh hantu kelas Volo (bisa menggerakkan benda di dunia orang hidup), bernama Royce. Awalnya dia mancing2 Chloe dengan rahasia2 grup Edison yang dia tau, tapi ujung2nya Chloe dilemparin dengan berbagai macam benda. Untung langsung ditolong Derek. Si Royce ini punya kelainan, seneng bermain dengan benda tajam, dan seneng melukai orang lain. Gila emang.
Selanjutnya Andrew menghubungi anggota ganknya yang juga para supernatural non terekayasa gen untuk ngebantu Chloe dkk nyelametin tante Lauren + Rae. Mereka adalah Margaret (necromancer), Gwen (penyihir), Russell (Shaman), dan Andrew sendiri ternyata adalah seorang penyihir.
Tapi, ternyata rencana penyelamatan itu menemukan sedikit masalah. Russell dan Margaret tidak mau ikut bergabung karena mereka pikir Chloe dkk memang pantas direhabilitasi karena punya kekuatan yang tak terkendali.
Akhirnya terbongkar juga kalo Royce adalah anak pemilik rumah tua yang telah direkayasa juga gennya, dan dia terpaksa 'diakhiri' karena kelainannya yang menyeramkan. Bahkan dia ngebunuh adiknya sendiri (aaaa... tidaak). Lalu Chloe mulai curiga, ada misteri di rumah itu.
Di buku ketiga ini juga lebih banyak kisah romannya. Chloe who had her first date with Simon. Tapi kencannya berakhir menyedihkan karena Simon tahu ada 'orang lain'. Who is he? Derek laah, siapa lagi?
Derek dan Chloe juga sempet hampir mati ngelawan 2 werewolf, untungnya mereka selamat. Derek itu selaluuuu ngelindungin Chloe. Marah kalo Chloe ceroboh, karena khawatir Chloe hurted (that's why I think, the readers adore Derek more than Simon). 2 werewolf ini ternyata suruhan seseorang. Dan, Russell menjadi tersangka utamanya.
Yang mengejutkan adalah, lewat komunikasi Chloe dengan arwah si pemilik rumah, terus juga lewat data2 di laptop Margaret dan Andrew yang berhasil dihack oleh Tori (akhirnya guna juga ni orang), Chloe dkk nemuin kalo Andrew lah yang bermaksud nyerahin Derek ke kawanan serigala, dan pura-pura nggak tahu tentang keberadaan Derek dan Simon, padahal ayah mereka udah mohon2.
Chloe dan dkk curiga, yang berakhir pada tersusunnya rencana melarikan diri. Pas mereka mau melarikan diri, ternyata Andrew mengungkapkan semuanya, sebenernya dia baik. Tapi terlambat, ternyata Margaretlah yang jahat, sampe dia ngebunuh Andrew dan Gwen. Akhirnya Margaret and the gank mengirim Chloe dkk ke Lab group Edison. Ketemu Dr. Davidoff nyebelin, ketemu demi-demon, dan yang penting ketemu Liz...
Gilaaa... di lab inilah petualangan sebenarnya dimulai. Lewat pertolongan Derek, Liz, dan si iblis demi-demon, mereka semua berhasil keluar dari Lab dan ketemu Kit (ayah Simon dan Derek) --> ini baru pelindung yang sebenarnya.
SOal cerita petualangan mereka di lab nggak bisa gue tulis. Karena terlalu seruuu... harus baca sendiri. Lewat sihir, arwah, lari-lari, pertolongan, dan berdarah-darah pokoknyaa... di buku ketiga ini, Chloe malah jadi sahabatan sama Tori. :)
Thumbs up for you Ms. Armstrong yang berhasil bikin gue bingung dan nggak bisa nebak mana tokoh yang sebenernya antagonis, atau protagonis. :-bd
BTW gue suka banget sama tokoh Chloe. Ngebaca karakter Chloe di buku ketiga yang penuh penghianatan ini, gue jadi inget kata-katanya Shakespeare, "Love ALL, trust FEW, hurt NONE!" Itu Chloe banget.
***** stars for this book.
448 pages (Indonesian Version)
This is it!!! Sekuel ketiga (sekaligus sekuel terakhir - katanya sih) dari seri The Darkest Powers. Seperti buku-buku seri pada umumnya, yang paling seru, biasanya buku pertama dan terakhir. Gitu juga serial ini. Tapi sih kayaknya lebih seru sekuel terakhirnya. Lebih deg2an bacanya. =p
Bab terakhir di buku kedua, nyeritain pelarian Chloe dkk + Andrew Carson (Paman Simon dan Derek) dari para agen grup Edison di rumah Andrew. Mereka akhirnya nemuin sebuah rumah tua bekas tempat peristirahatan group yang menentang group Edison (dimana Andrew adalah salah satu anggotanya).
Waktu awal baca, gue yakin rasa nyaman yang dirasain Chloe waktu ketemu Andrew adalah seperti Harry Potter ketemu Hagrid, atau Will Burrows ketemu Drake (The Tunnels series). Rasa nyaman yang bikin kita nggak takut ngadepin apapun yang mengejar kita. Rasa aman yang bikin kita tenang karena kita tahu bahwa kita dilindungi.
Di rumah tua itu, baru aja semalem tidur dengan sangat nyenyak, paginya Chloe udah 'disapa' oleh hantu kelas Volo (bisa menggerakkan benda di dunia orang hidup), bernama Royce. Awalnya dia mancing2 Chloe dengan rahasia2 grup Edison yang dia tau, tapi ujung2nya Chloe dilemparin dengan berbagai macam benda. Untung langsung ditolong Derek. Si Royce ini punya kelainan, seneng bermain dengan benda tajam, dan seneng melukai orang lain. Gila emang.
Selanjutnya Andrew menghubungi anggota ganknya yang juga para supernatural non terekayasa gen untuk ngebantu Chloe dkk nyelametin tante Lauren + Rae. Mereka adalah Margaret (necromancer), Gwen (penyihir), Russell (Shaman), dan Andrew sendiri ternyata adalah seorang penyihir.
Tapi, ternyata rencana penyelamatan itu menemukan sedikit masalah. Russell dan Margaret tidak mau ikut bergabung karena mereka pikir Chloe dkk memang pantas direhabilitasi karena punya kekuatan yang tak terkendali.
Akhirnya terbongkar juga kalo Royce adalah anak pemilik rumah tua yang telah direkayasa juga gennya, dan dia terpaksa 'diakhiri' karena kelainannya yang menyeramkan. Bahkan dia ngebunuh adiknya sendiri (aaaa... tidaak). Lalu Chloe mulai curiga, ada misteri di rumah itu.
Di buku ketiga ini juga lebih banyak kisah romannya. Chloe who had her first date with Simon. Tapi kencannya berakhir menyedihkan karena Simon tahu ada 'orang lain'. Who is he? Derek laah, siapa lagi?
Derek dan Chloe juga sempet hampir mati ngelawan 2 werewolf, untungnya mereka selamat. Derek itu selaluuuu ngelindungin Chloe. Marah kalo Chloe ceroboh, karena khawatir Chloe hurted (that's why I think, the readers adore Derek more than Simon). 2 werewolf ini ternyata suruhan seseorang. Dan, Russell menjadi tersangka utamanya.
Yang mengejutkan adalah, lewat komunikasi Chloe dengan arwah si pemilik rumah, terus juga lewat data2 di laptop Margaret dan Andrew yang berhasil dihack oleh Tori (akhirnya guna juga ni orang), Chloe dkk nemuin kalo Andrew lah yang bermaksud nyerahin Derek ke kawanan serigala, dan pura-pura nggak tahu tentang keberadaan Derek dan Simon, padahal ayah mereka udah mohon2.
Chloe dan dkk curiga, yang berakhir pada tersusunnya rencana melarikan diri. Pas mereka mau melarikan diri, ternyata Andrew mengungkapkan semuanya, sebenernya dia baik. Tapi terlambat, ternyata Margaretlah yang jahat, sampe dia ngebunuh Andrew dan Gwen. Akhirnya Margaret and the gank mengirim Chloe dkk ke Lab group Edison. Ketemu Dr. Davidoff nyebelin, ketemu demi-demon, dan yang penting ketemu Liz...
Gilaaa... di lab inilah petualangan sebenarnya dimulai. Lewat pertolongan Derek, Liz, dan si iblis demi-demon, mereka semua berhasil keluar dari Lab dan ketemu Kit (ayah Simon dan Derek) --> ini baru pelindung yang sebenarnya.
SOal cerita petualangan mereka di lab nggak bisa gue tulis. Karena terlalu seruuu... harus baca sendiri. Lewat sihir, arwah, lari-lari, pertolongan, dan berdarah-darah pokoknyaa... di buku ketiga ini, Chloe malah jadi sahabatan sama Tori. :)
Thumbs up for you Ms. Armstrong yang berhasil bikin gue bingung dan nggak bisa nebak mana tokoh yang sebenernya antagonis, atau protagonis. :-bd
BTW gue suka banget sama tokoh Chloe. Ngebaca karakter Chloe di buku ketiga yang penuh penghianatan ini, gue jadi inget kata-katanya Shakespeare, "Love ALL, trust FEW, hurt NONE!" Itu Chloe banget.
***** stars for this book.
No comments:
Post a Comment
Comment anything, ask me anything :)