The Book |
Penulis: Windhy Puspitadewi
Halaman: 242
Penerbit: gagasmedia
Blurb:
"Kau tahu apa artinya kehilangan? Yakinlah, kau tak akan pernah benar-benar tahu sampai kau sendiri mengalaminya.
Raka tidak pernah peduli pendapat orang lain, selama ia merasa bensr, dia akan melakukannya. Hingga, suatu hari, mau tidak mau, ia harus berteman dengan Nathan, Nadya, dan Sarah. Tiga orang dengan sifat yang berbeda, yang terpaksa bersamanuntuk mengurus mading sekolah.
Nathan, si pintar yang selalu bersikap sinis. Nadya, ketua kelas yang tak pernah meminta bantuan orang lain, dan Sarah cewek pemalu yang membuat Raka selalu ingin membantunya.
Lagi-lagi Raka terjebak dalam urusan orang lain, yang membuatnya belajar banyak tentang sesuatu yang selama ini ia takuti, kehilangan."
Membaca buku ini mengingatkan saya akan masa-masa SMA. Kalau boleh mengulang waktu, mungkin saya akan mengikuti berbagai maca ekstrakurikuler dan organisasi. Sekarang, setelah jauh sekali dari masa-masa itu, saya merasa masa-masa SMA saya terlalu datar. Harusnya saya bisa lebih nakal hehehe...
Hmm... di buku ini, tokoh utama, Raka dipertemukan dengan berbagai macam karakter teman-temannya. Pada dasarnya, Raka adalah anak yang baik, kemudian dengan suatu alasan yang tidak diketahui, tiba-tiba gurunya memasukkannya menjadi tim mading. Semua orang yang pernah berorganisasi pasti tahu, bahwa dalam organisasi selalu ada masalah, selalu ada pro dan kontra. Lewat masalah-masalah inilah Raka belajar banyak hal. Terutama tentang persahabatan dan kehilangan, juga kesetiakawanan.
Di akhir cerita, ada salah satu tokoh yan meninggal. Disitu kadang saya merasa sedih.
Ceritanya simpel, mudah diikuti, karena berbicara seputar masalah remaja. Penulis juga memasukkan kalimat-kalimat lelucon khas remaja yan membuat pembaca merasa terhibur. Semua rasa ada, senang, sedih, terharu. Hehe...
Buku ini juga menyadarkan saya, bahwa dengan semangat dan motivasi, kita bisa melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak mampu kita lakukan.
Kekurangannya mungkin dari background cerita. Background ceritanya menurut saya kurang terlihat jelas, seperti mengapa Raka tiba-tiba dimasukkan ke tim mading oleh gurunya.
Over all, buku ini cocok dibaca untuk para remaja, maupun yang sudah tidak remaja yang ingin mengenang atau mengigat kembali masa-masa galau dan penuh warna itu. :3
Quotes favorit saya:
"Ketika wanita menangis,
Bukan berarti dia sedang mengeluarkan senjata terampuhnya,
Melainkan dia sedang mengeluarkan senjata terakhirnya,
Ketika wanita menangis,
Bukan berarti dia tidak berusaha menahannya,
Melainkan karena pertahanannya sudah tak mampu lagi membendung air matanya,
Ketika wanita menangis,
Bukan karena dia ingin terlihat lemah,
Melainkan karena dia sudah tidak sanggup berpura-pura kuat (Sarah, in Let Go, by Windhy Puspitadewi)."
Thanks to Uul for lending me this book. :)
No comments:
Post a Comment
Comment anything, ask me anything :)