Meg Cabot
350 halaman
350 halaman
@2008
Aaaaa... baru kali ini baca bukunya Meg Cabot dari awal ampe akhir, daaaaan... it's really a nice book! Nggak salah kalo banyak orang bilang dia adalah penulis fiksi modern dan, yaa.. gue suka gaya bahasanya Meg Cabot, gue suka dia nyisipin kalimat deskriptif di antara kalimat, yang meskipun panjang, tapi tetep bisa dipahami dan jadi lucu. Satu hal lagi yang gue kagumin, meskipun usia Meg Cabot udah sekitar 45 tahun, tapi dia bisa nulis dengan gaya anak muda. Thumbs up!
Oke, buku ini nyeritain tentang seorang cewek tomboy, kutu buku, penggila games, bernama Emerson Watts. Em (her nickname) punya seorang sahabat bernama Christopher dan seorang adik bernama Frida. Awalnya hidup Em bisa dibilang normal-normal aja, dengan usia hampir 17 tahun, kemampuan otak di atas rata-rata dan mengikuti kelas akselerasi. Dia sering dikatai tomboy oleh teman-teman bahkan adiknya sendiri karena penampilannya yang... boyish, dan nggak peduli dengan dunia fashion yang pada saat itu sedang digilai oleh para remaja, termasuk adiknya yang 2,5 tahun lebih muda. Em, malah sering menganggap aneh para remaja yang tergila-gila pada dunia fashion dan rela kelaparan demi ukuran tubuh ideal yang menurut Em malah seperti mayat hidup. :p
Hidupnya yang datar berubah total ketika suatu hari dia mengantar adiknya ke sebuah acara peresmian Stark megastore yang menghadirkan seorang supermodel remaja yang sedang digilai oleh jutaan remaja, bernama Nikki Howard. Suatu ketika terjadi kerusuhan oleh pendemo yang menentang pendirian megastore tersebut dan yang membenci Stark enterprise tentunya, karena dinilai perusahaan raksasa yang tidak peduli pada kepentingan pedagang kecil dan lingkungan. Kerusuhan tersebut menyebabkan salah satu TV plasma berukuran sangat besar (150 kg) yang tergantung di langit-langit menimpa Frida, kalau Em tidak berlari dan mengorbankan dirinya.
Ketika Em tertimpa TV plasma dan tidak sadarkan diri, di sisi lain (tepatnya tidak jauh dari situ), Nikki Howard juga tidak sadarkan diri. Namun bukan karena tertimpa TV plasma, melainkan karena suatu penyakit yang menyebabkan kematian otak.
Otak Nikki mengalami kematian sehingga dapat dipastikan karirnya hancur dan berbagai kontrak akan batal, dunia modelling juga akan benar-benar kehilangan dirinya. Sedangkan tubuh Em mengalami kerusakan parah, namun otaknya masih bekerja dengan sangat baik. Akhirnya daripada kedua remaja ini mati, lebih baik menyelamatkan salah satunya dengan cara mentransplantasikan otak Em ke tubuh Nikki secara ilegal dan sembunyi-sembunyi.
Daaan, tentu aja terjadi kehebohan dan kelucuan ketika Em bangun dengan tubuh Nikki. Orang tua Em harus merelakan anaknya menjadi Nikki karena transplantasi tersebut dibiayai oleh agen pengontrak Nikki, jika dia tidak mau tentu aja agen tersebut akan menuntut pengembalian biaya transplantasi yang sangat mahal. Selain itu, Em dalam tubuh Nikki tidak boleh membocorkan hal mengenai transplantasi otak kepada siapapun, kecuali keluarga intinya.
Nah, yang bikin seru adalah perubahan Em dalam menjalani hari-harinya dalam tubuh Nikki. Em kan cuek, tomboy, culun, dan sekarang dia berada di tubuh seorang supermodel remaja yang cantik, seksi, dan digilai para remaja (cewek apalagi cowok). Di sini juga dia menemukan sahabat baru (sahabat Nikki lebih tepatnya), Lulu, dan yang lucunya Lulu lebih ngerasa cocok dengan Nikki yang sekarang karena Nikki yang dulu dinilai egois, galak, dan suka ngerebut pacar orang.
Em dalam tubuh Nikki juga harus berusaha menjalin kembali kontak dengan sahabatnya, Christopher (cuma satu, yaah... namanya juga culun, temennya pun dikit) melalui berbagai cara. Mengungkit Em yang secara hukum telah meninggal (tubuhnya aja), membicarakan tentang games yang dulu mereka gilai, bahkan pura-pura gaptek. Semua itu dilakukannya karena ternyata Em.... mencintai Christopher. Tapi Christopher sepertinya berbeda (selain rambutnya yang dulu gondrong sebahu, namun sekarang dipotong pendek), dia tampak... berubah, hatinya seperti... beku dan mati rasa. Kenapa ya?
Tokoh yang paling gue suka yaa Si Em ini tentunya. Kenapa? Karena di tengah masalah yang menyangkut hidupnya, dia tetep lucu, dan bisa memandang masalah itu bukan buat ditangisin. Dia jarang nangis malah, padahal kan masalahnya berat banget. Selain itu otaknya juga nggak kosong.
Aaah... seru deh pokoknyaa...
Baca baca baca!!! Nggak sabar baca sekuel keduanya.
5 stars for this book:
*****
"Terus terang saja, aku tidak tahu bagaimana Nikki melakukannya. Aku diminta menerawang ke kejauhan, seperti memandang bintang nun jauh di langit (padahal yang sebenarnya kulihat adalah sepotong cat yang mengelupas dari papan penutup langit-langit) tanpa berpikir bagaimana aku tidak bisa bernapas, kakiku sakit, dan betapa lelahnya aku..." ~Em dalam tubuh Nikki ketika pemotretan
Aaaaa... baru kali ini baca bukunya Meg Cabot dari awal ampe akhir, daaaaan... it's really a nice book! Nggak salah kalo banyak orang bilang dia adalah penulis fiksi modern dan, yaa.. gue suka gaya bahasanya Meg Cabot, gue suka dia nyisipin kalimat deskriptif di antara kalimat, yang meskipun panjang, tapi tetep bisa dipahami dan jadi lucu. Satu hal lagi yang gue kagumin, meskipun usia Meg Cabot udah sekitar 45 tahun, tapi dia bisa nulis dengan gaya anak muda. Thumbs up!
Oke, buku ini nyeritain tentang seorang cewek tomboy, kutu buku, penggila games, bernama Emerson Watts. Em (her nickname) punya seorang sahabat bernama Christopher dan seorang adik bernama Frida. Awalnya hidup Em bisa dibilang normal-normal aja, dengan usia hampir 17 tahun, kemampuan otak di atas rata-rata dan mengikuti kelas akselerasi. Dia sering dikatai tomboy oleh teman-teman bahkan adiknya sendiri karena penampilannya yang... boyish, dan nggak peduli dengan dunia fashion yang pada saat itu sedang digilai oleh para remaja, termasuk adiknya yang 2,5 tahun lebih muda. Em, malah sering menganggap aneh para remaja yang tergila-gila pada dunia fashion dan rela kelaparan demi ukuran tubuh ideal yang menurut Em malah seperti mayat hidup. :p
Hidupnya yang datar berubah total ketika suatu hari dia mengantar adiknya ke sebuah acara peresmian Stark megastore yang menghadirkan seorang supermodel remaja yang sedang digilai oleh jutaan remaja, bernama Nikki Howard. Suatu ketika terjadi kerusuhan oleh pendemo yang menentang pendirian megastore tersebut dan yang membenci Stark enterprise tentunya, karena dinilai perusahaan raksasa yang tidak peduli pada kepentingan pedagang kecil dan lingkungan. Kerusuhan tersebut menyebabkan salah satu TV plasma berukuran sangat besar (150 kg) yang tergantung di langit-langit menimpa Frida, kalau Em tidak berlari dan mengorbankan dirinya.
Ketika Em tertimpa TV plasma dan tidak sadarkan diri, di sisi lain (tepatnya tidak jauh dari situ), Nikki Howard juga tidak sadarkan diri. Namun bukan karena tertimpa TV plasma, melainkan karena suatu penyakit yang menyebabkan kematian otak.
Otak Nikki mengalami kematian sehingga dapat dipastikan karirnya hancur dan berbagai kontrak akan batal, dunia modelling juga akan benar-benar kehilangan dirinya. Sedangkan tubuh Em mengalami kerusakan parah, namun otaknya masih bekerja dengan sangat baik. Akhirnya daripada kedua remaja ini mati, lebih baik menyelamatkan salah satunya dengan cara mentransplantasikan otak Em ke tubuh Nikki secara ilegal dan sembunyi-sembunyi.
Daaan, tentu aja terjadi kehebohan dan kelucuan ketika Em bangun dengan tubuh Nikki. Orang tua Em harus merelakan anaknya menjadi Nikki karena transplantasi tersebut dibiayai oleh agen pengontrak Nikki, jika dia tidak mau tentu aja agen tersebut akan menuntut pengembalian biaya transplantasi yang sangat mahal. Selain itu, Em dalam tubuh Nikki tidak boleh membocorkan hal mengenai transplantasi otak kepada siapapun, kecuali keluarga intinya.
Nah, yang bikin seru adalah perubahan Em dalam menjalani hari-harinya dalam tubuh Nikki. Em kan cuek, tomboy, culun, dan sekarang dia berada di tubuh seorang supermodel remaja yang cantik, seksi, dan digilai para remaja (cewek apalagi cowok). Di sini juga dia menemukan sahabat baru (sahabat Nikki lebih tepatnya), Lulu, dan yang lucunya Lulu lebih ngerasa cocok dengan Nikki yang sekarang karena Nikki yang dulu dinilai egois, galak, dan suka ngerebut pacar orang.
Em dalam tubuh Nikki juga harus berusaha menjalin kembali kontak dengan sahabatnya, Christopher (cuma satu, yaah... namanya juga culun, temennya pun dikit) melalui berbagai cara. Mengungkit Em yang secara hukum telah meninggal (tubuhnya aja), membicarakan tentang games yang dulu mereka gilai, bahkan pura-pura gaptek. Semua itu dilakukannya karena ternyata Em.... mencintai Christopher. Tapi Christopher sepertinya berbeda (selain rambutnya yang dulu gondrong sebahu, namun sekarang dipotong pendek), dia tampak... berubah, hatinya seperti... beku dan mati rasa. Kenapa ya?
Tokoh yang paling gue suka yaa Si Em ini tentunya. Kenapa? Karena di tengah masalah yang menyangkut hidupnya, dia tetep lucu, dan bisa memandang masalah itu bukan buat ditangisin. Dia jarang nangis malah, padahal kan masalahnya berat banget. Selain itu otaknya juga nggak kosong.
Aaah... seru deh pokoknyaa...
Baca baca baca!!! Nggak sabar baca sekuel keduanya.
5 stars for this book:
*****
"Terus terang saja, aku tidak tahu bagaimana Nikki melakukannya. Aku diminta menerawang ke kejauhan, seperti memandang bintang nun jauh di langit (padahal yang sebenarnya kulihat adalah sepotong cat yang mengelupas dari papan penutup langit-langit) tanpa berpikir bagaimana aku tidak bisa bernapas, kakiku sakit, dan betapa lelahnya aku..." ~Em dalam tubuh Nikki ketika pemotretan
No comments:
Post a Comment
Comment anything, ask me anything :)