Give Your Best!!!
Duh… dah lama niyh gak nulis blog. Sibuk uy ngurusin banyak hal. Ini aja udah jam setengah dua pagi. Baru selesai bikin macem2 bwt ozpek. Btw, ada yang tau ospek tuh singkatan dari apa ya? Oia belom sempet nulis kesan dan pesan juga setelah lulus SNMPTN. Ntarlah di postingan yang laen yuph…
Tadi aku keinget sama sebuah ilustrasi menarik yang aku dapet secara tidak sengaja di sebuah siaran radio beberapa tahun yang lalu. Ilustrasinya sih asik. Makanya bisa inget ampe sekarang. Gene neh…
Ada sebuah negeri yang diperintah oleh seorang raja. Raja ini sangatlah bijaksana, baik hati, dan memerintah rakyatnya dengan adil, maka oleh TUHAN, dia dikaruniai seorang anak perempuan yang amat cantik serta baik hati. (Yaiyalah anak gemana bapaknya sih.) Nah, beberapa tahun kemudian, puteri ini pun menjadi seorang puteri yang sangat cantik serta baik hati (asa udah). Ada satu hobinya yang aneh. Dia suka sekali berjalan-jalan di tengah rakyat jelata sambil memperhatikan apa yang mereka sedang kerjakan. Tempat favorit-nya adalah pasar. Karena di sinilah banyak orang berinteraksi. Dia bisa melihat aktivitas perekonomian, komunikasi antara rakyat yang satu dengan yang lainnya, pokoke macem2lah.
Nah, suatu hari, si puteri bosen. Tiap jalan-jalan, orang selalu tersenyum padanya, memujanya, menyambutnya. Kali ini sang puteri ingin mencoba menjadi seorang rakyat jelata. Nah, untuk itu kali ini dia menolak diantar oleh kereta istana. Dan ia memakai baju BBB (bukan baju biasa :P) kali ini dia pake baju ala rakyat biasa yang udah sering dilihatnya. Ada satu lagi, tanpa make up, dan pake tudung, biar penyamaran sempurna.
Berhasil… ternyata gak ada satu orang pun yang ngenalin dia. Kali ini dia bisa berjalan dengan bebas tanpa ada sambutan, pujian, dan pujaan. Namun, belum juga puas jalan2 di negeri, turunlah hujan yang lumayan gede. Aku sempet bingung juga sih, pas ujan dia ketakutan apa bahagia?? Puteri raja khan mana pernah keujanan, becek, dan gak kebagian ojek. Haha…lalu apa kesan pertamanya tentang keujanan ya?
Akhirnya, dia berteduh di sebuah rumah kecil. Lalu dia berpikir untuk meminjam payung kepada si pemilik rumah.
Tok…tok…tok… (si puteri mengetuk pintu)
Ceklek…ngeeeek…(pintu pun terbuka, tentunya gak ngebuka sendiri, karena pada zaman itu kayaknya belum ada deh yang serba otomatis)
“Ada apa ya?” , kata ibu pemilik rumah.
“Anu, saya kehujanan tapi saya gak bawa payung. Bolehkah saya meminjam payung milik ibu?” , puteri berkata.
“oh, ya sebentar.” , jawab ibu itu teh. Lalu ia berpikir, (duh… kasian juga nih anak. Apa gw suruh masuk aja ya, trus bikinin teh anget sebagai welcome drink, halah. Eh, tapi kan gw g kenal ama dia, sodara bukan, anak bukan, ah biarin aja ah… dikasih payung juga udah untung. Eh payungnya yang mana ya??? Ada dua sih, tapi, yang ini kan gw baru beli kemaren pas ada diskon, masih mulus bo’ sayang banget kalo gw pinjemin, ntar kalo gak dibalikin lagi gimana???)
Singkat cerita, si ibu pemilik rumah memberikan payung yang bisa dikatakan jeleklah kepada puteri. Udah bunyi ngek ngok kalo dipake. Akhirnya si puteri memutuskan untuk pulang Karena hujan tak kunjung tiba, eh tak kunjung berhenti.
Beberapa hari kemudian, si puteri datang ke rumah tua itu lagi untuk mengembalikan payung si ibu. Tapi kali ini dia tidak menyamar, dia membawa kereta istana dan memakai kostum puteri seperti biasa. Lalu sesampainya di pintu rumah ibu pemilik payung ngek ngok, puteri pun mengetuk, tak lama si ibu keluar dan membukakan pintu baginya.
“Hwa??? Ada tuan puteri” kata ibu. Lalu ia langsung melakukan berbagai gerakan tanda penghormatan pada sang puteri. Setelah selesai, lalu ia berkata lagi, “ada tujuan apa tuan puteri berkunjung ke rumah hamba yang jelek dan kecil ini?”
Enk ink enk...
“ini bu payung yang kemarin saya pinjam.”
“waks!!! Jadi yang kemarin meminjam payung saya adalah tuan puteri???” Syok pisan deh kayaknya ibu itu.
Setelah mengucapkan terima kasih, puteri pun kembali ke istana. Sedangkan ibu itu, menyesal dengan sangat. Keluarga raja yang begitu bijaksana, kenapa tidak kulayani dengan baik??? Malah gw kasih payung ngek-ngok. Ibu itu benar2 menyesal. Tapi, kemudian dia mendapatkan suatu pelajaran baru, bahwa siapapun orang yang membutuhkan pertolongan, berilah yang terbaik.
So, guys… give your best yak… karena dengan memperlakukan orang seperti itu, kita juga pasti akan diperlakukan demikian, dan lagi, ini sebagai salah satu bentuk ucapan syukur kepada TUHAN untuk apapun yang terbaik yang IA kasih bwt kita. Jadi, jangan kasih yang kualitasnya ngek-ngok ya…