Apasih terrarium?
Terrarium adalah miniatur dari ekosistem tanaman. Biasanya bentuknya berupa botol atau toples tanpa lubang di dasar yang bisa dibuka-tutup untuk pemeliharaan. Tanaman yang biasanya dimasukkan ke dalam terrarium adalah lumut, succulent dan cactus, karena jenis-jenis tanaman ini dapat diletakkan di dalam ruangan (indoor plant), sebab sesungguhnya terrarium ini bertujuan sebagai decorative stuff, yang bisa menambah nilai keindahan di dalam ruangan.
Sebetulnya tidak ada yang namanya tanaman yang bisa hidup di dalam ruangan. Indoor plant sendiri adalah tanaman-tanaman yang bisa diletakkan di dalam ruangan selama beberapa hari, namun tetap membutuhkan sinar matahari, sehingga harus dikeluarkan dari ruangan minimal 3 hari sekali.
Nah, kali ini saya akan membagikan pengalaman saya membuat basic-terrarium. Saya menyebutnya basic, karena terrarium yang saya buat, tidak sepenuhnya menggambarkannekosistem tanaman. Saya tidak menggunakan lumut nih soalnya. Saya juga tidak menggunakan toples bertutup. Hihihi...
Oke, bahan-bahan yang saya gunakan adalah wadah kaca, active carbon, batu hias, tanah, kompos, dan tentunya si pemeran utama, succulent.
Pertama-tama, saya meletakkan karbon aktif di dasar wadah. Karbon aktif ini berfungsi untuk menyerap bakteri dan kelembaban berlebih.
Selanjutnya saya tambahkan tanah yang sebelumnya sudah dicampur kompos dengan perbandingan 1:1. Sambil menambahkan kompos, pinggirannya saya beri pasir putih, agar penampakannya tidak horor kalau dilihat dari samping.
Saya juga menambahkan batu hias di pinggiran wadah. Penambahannya sesuai selera, mau warna-warni boleh, atau mau pakai batu akik barangkali, juga boleh. XD
Menambahkannya usahakan sedikit-demi sedikit agar tidak bercampur dan rapi. Saya menggunakan sendok makan dan spatula mini. Hehehe...
Tahap selanjutnya adalah memasukkan tanaman ke dalam tanah. Saya lupa memotret bagian ini, karena waktu itu tangan saya sudah berlumuran tanah. Haha... baru sadar setelah jadi, mau dibongkar lagi, tapi ah, lelah. :p
Untuk memasukkan tanamannya, buat lekukan/space pada media yang cukup untuk akar-akar si tanaman, kemudian rapikan deh.
Untuk tanamannya saya memilih succulent golongan echeveria (favorit saya nih) karena bentuknya yang indah seperti bunga.
Langkah terakhir, beri taburan baru di permukaannya sampai tanah tak terlihat. Dan voila... mini terrarium sudah ready untuk dibawa ke kantor, atau diberikan ke orang-orang tersayang. :)
Selamat mencoba =)
@bibitanaman
Terrarium adalah miniatur dari ekosistem tanaman. Biasanya bentuknya berupa botol atau toples tanpa lubang di dasar yang bisa dibuka-tutup untuk pemeliharaan. Tanaman yang biasanya dimasukkan ke dalam terrarium adalah lumut, succulent dan cactus, karena jenis-jenis tanaman ini dapat diletakkan di dalam ruangan (indoor plant), sebab sesungguhnya terrarium ini bertujuan sebagai decorative stuff, yang bisa menambah nilai keindahan di dalam ruangan.
Sebetulnya tidak ada yang namanya tanaman yang bisa hidup di dalam ruangan. Indoor plant sendiri adalah tanaman-tanaman yang bisa diletakkan di dalam ruangan selama beberapa hari, namun tetap membutuhkan sinar matahari, sehingga harus dikeluarkan dari ruangan minimal 3 hari sekali.
Nah, kali ini saya akan membagikan pengalaman saya membuat basic-terrarium. Saya menyebutnya basic, karena terrarium yang saya buat, tidak sepenuhnya menggambarkannekosistem tanaman. Saya tidak menggunakan lumut nih soalnya. Saya juga tidak menggunakan toples bertutup. Hihihi...
Oke, bahan-bahan yang saya gunakan adalah wadah kaca, active carbon, batu hias, tanah, kompos, dan tentunya si pemeran utama, succulent.
Bahan-bahan yang dibutuhkan |
Pertama-tama, saya meletakkan karbon aktif di dasar wadah. Karbon aktif ini berfungsi untuk menyerap bakteri dan kelembaban berlebih.
Taruh karbon aktif di dasar wadah |
Tambahkan tanah yang telah dicampur kompos |
Selanjutnya saya tambahkan tanah yang sebelumnya sudah dicampur kompos dengan perbandingan 1:1. Sambil menambahkan kompos, pinggirannya saya beri pasir putih, agar penampakannya tidak horor kalau dilihat dari samping.
Tambahkan batu hias |
Saya juga menambahkan batu hias di pinggiran wadah. Penambahannya sesuai selera, mau warna-warni boleh, atau mau pakai batu akik barangkali, juga boleh. XD
Menambahkannya usahakan sedikit-demi sedikit agar tidak bercampur dan rapi. Saya menggunakan sendok makan dan spatula mini. Hehehe...
Tahap selanjutnya adalah memasukkan tanaman ke dalam tanah. Saya lupa memotret bagian ini, karena waktu itu tangan saya sudah berlumuran tanah. Haha... baru sadar setelah jadi, mau dibongkar lagi, tapi ah, lelah. :p
Untuk memasukkan tanamannya, buat lekukan/space pada media yang cukup untuk akar-akar si tanaman, kemudian rapikan deh.
Untuk tanamannya saya memilih succulent golongan echeveria (favorit saya nih) karena bentuknya yang indah seperti bunga.
Langkah terakhir, beri taburan baru di permukaannya sampai tanah tak terlihat. Dan voila... mini terrarium sudah ready untuk dibawa ke kantor, atau diberikan ke orang-orang tersayang. :)
Mini terrarium tampak atas |
Mini terrarium tampak samping |
@bibitanaman